Deskripsi Singkat

Mastitis adalah peradangan jaringan interna mammary gland (kelenjar mammary) akibat infeksi bakteri. Prevalensi penyakit mastitis pada sapi perah di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 80%. Sampai saat ini, pengobatan menggunakan antibiotik sintetis melalui injeksi secara intramammary adalah satu-satunya cara untuk mengobati mastitis. Namun demikian, penggunaan antibiotik sintetis berpotensi meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik, serta dapat menimbulkan residu antibiotik dalam susu yang dihasilkan. Residu antibiotik dalam susu tidak dapat dihilangkan dengan pasteurisasi maupun dengan sterilisasi di dalam autoclave. Permasalahan ini merupakan ancaman bagi keamanan pangan. Keberadaan residu antibiotik dalam susu sangat berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya. Pada manusia, pengaruh yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah reaksi alergi yaitu meningkatnya kepekaan, serta reaksi resistensi akibat mengkonsumsi dalam konsentrasi rendah pada jangka waktu yang lama atau yang dikenal dengan “akumulasi”. Kegagalan pengobatan berbagai penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri patogen serta gangguan mikroflora saluran pencernaan juga dapat terjadi sebagai akibat dari akumulasi residu antibiotika di dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan alternatif obat yang efektif dan aman bagi ternak dan manusia. MASTI-Herb merupakan antibiotik herbal (phytobiotic) yang terbuat dari 100% bahan alami dan sudah terbukti secara pre-klinis maupun klinis mampu mengobati pernyakit mastitis pada ternak perah.

Keunggulan

1. Efektif dalam pengobatan mastitis 2. Susu segar yang dihasilkan terhindar dari residu antibiotik 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas susu

Potensi Produk

Prevalensi mastitis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 80%, sehingga potensi aplikasi antibiotik herbal MASTI-Herb sangat besar. Ancaman residu antibiotika dalam produk pangan merupakan isu global, sehingga antibiotik herbal MASTI-Herb memiliki prospek pasar yang sangat baik. Produk inovatif ini dapat mengobati mastitis (peradangan mammary) dan meningkatkan produktivitas ternak serta mencegah adanya residu antibiotik pada susu yang dihasilkan sehingga penolakan susu oleh KUD dan industri pengolahan dapat dihindarkan.